Rompi Naga Menolong Orang Keluar dari Neraka

Ada orang mengalami kecelakaan lalu lintas, dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama, ia berbaring tak sadarkan diri di ICU rumah sakit menunggu maut menjemput.

Saya menyusul ke sana, menanggalkan rompi naga yang saya kenakan, lalu menyelimuti tubuh si pasien.

Sekitar 6 jam kemudian.

Pasien kecelakaan lalu lintas siuman, ia menceritakan pengalamannya pergi ke neraka, pendengar berseru tidak masuk akal.

Ia berkata: ia merasa diri sendiri telah meninggal dunia, ia sendirian melewati sebuah lorong gelap, boleh dikatakan lembah gelap.

Datang ke sebuah aula, sudah banyak orang antri, banyak orang antri di sana, seperti sedang menunggu diabsen.

Di atas kawanan orang, duduklah 3 orang yang gelagatnya seperti pejabat, satu per satu nama dibacakan, satu per satu nama diabsen, seperti pembagian "sel", sangat khidmat dan serius, tidak ada suara sedikit pun.

Arwah berjalan berbaris, tiba-tiba dipanggil nama pasien kecelakaan lalu lintas, ia berteriak, "Ada!"

Pejabat memandangnya sejenak, bertanya keheranan, "Baju apa yang Anda kenakan?"

Pasien kecelakaan lalu lintas menjawab, "Saya juga tidak tahu, entah siapa yang menyandangkan di tubuh saya?"

Saat itu juga: rompi naga memancarkan kemegahan yang luar biasa, bersinar keemasan, berkilauan, seluruh aula arwah seketika bersinar terang-benderang.

Pejabat terkejut.

Arwah teriak ketakutan.

"Baju apa ini?"

Pejabat menjawab, "Ini adalah rompi naga, rompi naga Mahaguru Lu, rompi naga yang memiliki Dharmabala, dapat melindungi orang hidup."

Pejabat memeriksa asal-muasal si pasien kecelakaan lalu lintas, "Sepanjang hidup orang ini, karma baik dan buruk seimbang, namun, masih ada sepenggal jodoh karma melatih diri, biarkan ia kembali ke dunia."

Pejabat membawanya ke sebuah tepi jurang, di bawah jurang, kabut menyelimuti, pejabat akhirat mendorongnya ke bawah.

Ia berteriak keras, lalu sadar!

Oleh karena itu, ia memberitahu kita pengalaman ini.

Orang yang percaya, terharu.

Orang yang tidak percaya, mengira itu halusinasi.

Ia sendiri sangat percaya dan tidak meragukan sama sekali, karena semua yang dialaminya sangat jelas, bahkan detil pun sangat jelas.

Suatu hari, ia datang mencari saya, ia berkata, "Pejabat mengatakan bahwa masih ada sepenggal jodoh karma melatih diri, entah apa yang harus saya lakukan? Saya tidak pernah melatih diri, entah bagaimana memulainya?"

Saya memberitahunya: Anda karena telah memiliki pengalaman meninggal dunia, baru tahu melatih diri. Anda harus mengukuhkan sradha Anda, sering merenungkan:

Kematian tidak dapat dihindari.
Umur itu berkurang dan tidak bertambah.
Hidup tidak menentu.
Sebab kematian sangat banyak.
Ketika meninggal dunia, sedikit pun tidak dibawa pergi.
Ketika meninggal dunia, kesepian dan tidak ada yang menemani.

Ia merinding mendengarnya!

Saya berkata: ketika masih hidup, manusia tetap tidak ada waktu melatih diri, namun, mau tak mau tetap harus melatih diri.

Ia mengangguk.

Saya berkata: ketika meninggal dunia, hanya menekuni Buddhadharma, baru dapat tertolong, selebihnya tidak ada lagi manfaat. Jadi, asalkan Anda lebih dulu bersarana pada Triratna, belajar Dharma yang benar dan melatih diri, baru bisa menolong Anda terbebas dari 3 alam samsara setelah meninggal dunia.

Ia berkata, "Benar, benar."

Oleh karena itu, saya lebih dulu memberikannya "sarana", mengajarinya "menaati sila", terakhir mengajarinya menekuni "Sadhana Guruyoga" dan "Sadhana Yidam".

Tidak ada komentar: