Mimpi Aneh Masa Kanak-kanak

Masa kanak-kanak saya sangat biasa, tidak ada satu pun kejadian yang menakjubkan, benar-benar sewaktu kecil tidak luar biasa.

Di rumah, 3 hari sekali dipukul besar, 2 hari sekali dipukul kecil.

Di sekolah, zaman itu adalah pendidikan pukul dan maki, lagipula saya tidak suka bersekolah, sehingga saya pernah melakukan ketiga hal ini:
1. Bolos.
2. Kabur dari sekolah.
3. Kabur dari rumah.

Bolos dan kabur dari sekolah itu sambil bawa tas, kabur dan bermain di Taman Shoushan di Kaoshiung. "Kabur dari rumah" adalah malam tidak pulang, kabur dan menginap di rumah Jin-xiong Huang.

Jin-xiong Huang adalah orang kaya, kami orang miskin, teman sekelas ini, dalam masa kanak-kanak saya, menempati posisi penting, ia iba pada kondisi saya, selalu membantu saya, persahabatan kami sangat dalam.

Persahabatan antara Jin-xiong Huang dan saya berlanjut hingga saya lulus akademi militer, ia menikah, kami pun tetap berhubungan, hingga saya imigrasi ke Amerika Serikat, komunikasi baru terputus. Hingga saya menjadi bhiksu, saat kembali ke Taiwan, baru tahu ia telah "meninggal dunia", meninggal pada usia keemasan, hati saya sangat pedih.

Dalam masa kecil yang memberontak, saya mengakui 3 kesalahan:
1. Mencuri uang. (mencuri uang orang tua)
2. Mencuri buku. (mencuri buku toko sewa buku)
3. Mencuri buah. (mencuri buah-buahan tetangga)

Anak semacam saya ini, kelak dewasa akan mengalami kemajuan apa? Orang tua saya tidak berani membayangkan, bahkan saya sendiri pun tidak menjamin dan berharap, saya akan sukses? Huh! Mimpi.

*

Hanya saja, ada sebuah mimpi aneh, sering muncul dalam mimpi saya, mimpi ini sangat jelas:

Dalam mimpi, muncul sesosok Buddha raksasa, berkilauan sinar keemasan, sangat agung.
Sedangkan saya dan sekawanan teman sekelas, duduk mengelilingi padang rumput dengan bunga-bunga sedang bermekaran.

Dalam mimpi, tiba-tiba, muncul seorang dewi, satu tangan memegang botol suci, satu tangan lagi memegang ranting willow, sebenarnya adalah Bodhisattva Avalokitesvara.

Bodhisattva menunjuk teman sekelas bermarga Chen dan berkata, "Yang satu ini boleh?"

Buddha menjawab, "Tidak boleh."

Bodhisattva menunjuk lagi teman sekelas bermarga Wu dan berkata, "Yang satu ini bagaimana?"

Buddha geleng-geleng kepala.

Bodhisattva menunjuk lagi teman sekelas bermarga Bao dan berkata, "Bagaimana dengan yang satu ini?"

Buddha menjawab, "Yang satu ini kelak melakukan pelanggaran."

Demikianlah, satu demi satu ditunjuk, namun, setiap kali Buddha selalu geleng kepala, tidak setuju.

Terakhir Bodhisattva menunjuk saya yang sembunyi di belakang teman sekelas dan berperawakan paling kecil.

Buddha baru menebarkan senyum, "Ini baru benar."

Saat ini, Bodhisattva berkata pada saya, "Anda boleh menyeberangkan insan."

Sehingga, Bodhisattva mencelupkan ranting willow pada air suci, lalu dipercikkan di atas kepala saya, mulut menjapa mantra, seperti menyucikan dan membasuh diri saya.

Saat ini, saya pun terbangun dari mimpi.

Saya sering bermimpi aneh seperti ini, namun, saya juga tidak menghiraukan, apaan menyeberangkan insan, saya tidak bisa, saya juga tidak ingin, ini mimpi apaan, saya bahkan tidak memikirkan sama sekali.

Masa kecil saya memberontak.

Namun, di tempat saya muncul, akan muncul pelangi, di langit ada berbagai macam warna bunga harum, tubuh saya ada keharuman ajaib, kadang-kadang mendengar musik surgawi, tambur surgawi, kadang-kadang ada sinar menerangi diri saya.

Selain ini.

Saya sama persis dengan anak-anak lain, bahkan lebih buruk, penampilan saya sama sekali tidak luar biasa.

Tidak ada komentar: