Topan Fanapi

Di Seattle, Amerika Serikat, saya sempat bertemu Acarya Lianzhe dari Taiwan Lei Tsang Temple.

Saya berkata pada Acarya Lianzhe, "Akan ada sebuah topan, mendarat di Taiwan, kekuatannya sangat dahsyat, sama sekali tidak akan mengampuni Taiwan."

"Hah! Bagaimana?"

Si pendengar terperanjat.

"Mahaguru Lu, mohon Anda selamatkan Taiwan."

Selesai saya bicara, sekitar 10 hari kemudian, tekanan udara rendah di permukaan laut timur Guam, membentuk sebuah topan, disebut Fanapi, langsung menyerbu Taiwan, tadinya menuju barat laut, berubah lagi menjadi barat laut barat, terakhir tepat di barat, langsung mendarat dari Taiwan.

Perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika:

Akan mendarat dari Hualian.

Hualian, Yilan, Taipei pun terkena badai dan hujan deras.

Topan akan menyelimuti seluruh propinsi.

Saya menekan sinar roh sekali meramal, satu mujur satu malang, saya sebentar senang, sebentar sedih, saya juga tidak tahu bagaimana?

"Mahaguru Lu, tolong!"

"Mahaguru Lu, tolong!"

"Mahaguru Lu, beratkah kondisi bencana Taiwan?"

Saya juga tidak bisa menjawab.

Pada 18 September 2010, menggelar upacara homa Buddha Amitabha di Taiwan Lei Tsang Temple.

Saya mohon pada Buddha melindungi Taiwan, meringankan kondisi bencana.

Buddha Amitabha naik ke angkasa, bersama para dewa gunung di pegunungan tengah Taiwan, membangun Tembok Vajra di pegunungan tengah untuk menghadang topan.

(Kejadian ini sempat diliput media, di atas pegunungan tengah, ada seberkas tembok cahaya yang terang benderang)

*

Topan Fanapi, memang mendarat di Hualian, Taiwan. Tadinya topan akan keluar laut dengan menyelusuri Sungai Zhuoshui, Changhua.

Namun, bukan.

Karena bertemu Tembok Vajra, tidak bisa lewat, sehingga menuju ke bawah, berbelok beberapa belokan, tak disangka keluar laut dari Tainan.

Karena demikian:

Taiwan Utara dan Taiwan Pusat terlindungi.

Namun, Taiwan Selatan justru tidak terlindungi.

Satu senang -- Taiwan Pusat dan Utara tidak ada masalah.

Satu sedih -- Taiwan Selatan banjir besar.

Taiwan Utara dan Pusat tidak terjadi bencana.

Kondisi bencana di Taiwan Selatan parah, menyebabkan banjir dahsyat Taiwan Selatan tanggal 19 September.

Kabupaten Kaohsiung, Pintung banjir besar.

Orang tanya saya, "Mengapa bisa begitu?"

Saya menjawab, "Negara punya takdir sendiri, keluarga pun demikian, semua takdir ini adalah nasib. Jelas-jelas menuju utara, tetapi justru menuju selatan, ini adalah takdir!"

Orang tanya saya, "Bukankah Mahaguru Lu punya rahasia Zen?"

Saya jawab, "Menyelami Zen bukanlah Zen, rahasia langit mana ada rahasia, penguasa Zen asalnya suci, penguasa rahasia itu semu, itulah rahasia Zen yang luar biasa."

Orang tanya saya, "Sinar roh Mahaguru tepat, mengapa tidak menolong Taiwan Selatan?"

Saya jawab, "Taiwan Selatan tidak tertolong, ini baru tepat!"

"Apa maksudnya?"

Saya jawab, "Tidak berani bicara."

Saya merasa Buddha juga punya 3 ketidakmampuan, masuk akal. Saya menemukan satu fakta. Saya berkata, "Yang bisa ditolong ya bisa ditolong, yang tidak bisa tertolong ya tidak bisa, segalanya adalah jodoh dan karma."

Sajak:

Yang menfitnah biarkan saja ia menfitnah.
Yang menyalahkan biarkan saja ia menyalahkan.
Benar dan salah tidak sampai di telinga.
Dilempar ke luar gunung terang.

Tidak ada komentar: