Takabur

Suma Ching Hai pernah berkata pada jemaatnya, "Dewasa ini memang terdapat banyak Guru Sejati di dunia ini. Sayalah Guru sejati. Anda telah bertemu dengan saya, tidak perlu lagi mencari Guru yang lain. Sayalah orang yang Anda cari."

Apa yang dikatakan oleh Suma Ching Hai ini termasuk cukup berkapasitas.

Seorang bermarga Li dari aliran ilmu tertentu berkata, "Dharma yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni termasuk kecil. Ajarankulah yang besar. Orang zaman dulu melatih Dharma. Kini ajaranku melatih manusia."

Seseorang bertanya pada Li, "Siapa yang menyeberangkan para makhluk di dunia zaman sekarang?"

Li berkata, "Hanya saya. Tak ada orang lain."

Pernyataan Li menunjukkan bahwa dirinyalah satu-satunya "Buddha" di seluruh jagat raya ini, yang lain semuanya "Mara". Ia pernah mengomentari salah seorang bhiksu sebagai jelmaan dari "Mara". Ia juga mengomentari bahwa Sri Satya Sai Baba kerasukan roh ular sanca, Sekte Aum Shinrikyo itu setan neraka, dan para Guru Qigong daratan Cina dirasuki roh binatang.

Li mengatakan bahwa dirinyalah satu-satunya "Jalan Kebenaran".

Ada lagi seorang bermarga Xiao menyatakan, "Saya ini titisan Vairocana, raja dari puluhan ribu Buddha di seluruh jagat raya. Sheng-yen Lu hanya seorang Buddha kecil yang berada di bawah kuasa saya."

Nah, yang ingin saya sampaikan lewat artikel ini adalah bahwa setiap orang bisa saja menyatakan dirinya telah mencapai pencerahan; mengatakan orang lain tidak baik dan hanya dirinyalah yang terbaik; memuji diri sendiri dan mendiskreditkan orang lain; mengklaim dirinya terbesar dan tertinggi dalam pencapaian spiritual.

Saya katakan, sebagai sadhaka hendaknya dapat mengamati dengan mata yang jeli. Siapa yang sedang menyombongkan diri? Siapa yang sedang memuji diri sendiri dan mendiskredit orang lain? Siapa yang benar-benar memiliki ajaran ratna? Siapa yang pikirannya tidak viksepa? Siapa pula petapa yang mencapai pencerahan sempurna?

Tidak ada komentar: