Manifestasi Tumimbal Lahir

Acarya Lianxing dari Hong Kong, mengikuti Persamuan Yin-yang yang saya pimpin. Ia ingin melihat ke mana ibunya bereinkarnasi sekarang? Ibunya telah lama meninggal dunia, entah ke mana ibunya terlahir?
Saya japa mantra.
Tangan memegang gantha dan penggaris, memukul meja dengan penggaris.
Berbunyi pok pok:
Hampir satu jam kemudian.
Acarya Lianxing berkata, “Lebih dulu melihat wajah ibunya ketika masih hidup, kemudian hilang, kemudian muncul seorang bocah kecil yang manis, lincah dan cantik sambil mengedipkan mata besarnya.”
“Tidak hanya itu saja, bocah kecil berjubah surgawi, seluruh tubuh bercahaya terang tak terkira, seperti seorang bocah dewa.”
Saya berkata, “Ibu Anda telah bereinkarnasi ke Sukhavati Mahapadminiloka!”
Semua orang berseru begitu mendengarnya!
Acarya Lianxing berkata, “Berkat adhistana Mahaguru Lu!”
Saya berkata, “Berkat bimbingan Buddha Bodhisattva!”
Pokoknya, Persamuan Yin-yang saya sangat istimewa, mata ditutupi, bisa melihat leluhur dan kerabat yang telah meninggal dunia berada di alam mana dari enam alam tumimbal lahir.
Selain itu.
Acarya Lianman ingin melihat ibunya terlahir di mana?
Tak disangka, yang datang bukan ibunya, melainkan ayahnya.
Ayahnya memperlihatkan wujud:
Kepala mengenakan topi pejabat.
Tubuh mengenakan pakaian brokat.
Memancarkan cahaya terang.
Tepatnya seorang Fu De Zheng Shen.
Acarya Lianxing melihat Padmakumara.
Acarya Lianman melihat Fu De Zheng Shen.
Saya berkata, “Punya berkah dan pahala adalah Dewa yang benar.”
Saya berpikir:
Banyak upaya-kausalya dalam menyeberangkan dan menyadarkan insan, Persamuan Yin-yang juga merupakan salah satu cara!
Saya membayar naskah doa. Mengundang.
Saya memanjatkan Sutra dan menjapa mantra. Mengundang.
Saya menjelmakan bahan persembahan. Mempersembahkan.
Saya menuntun untuk bertemu muka. Dharmabala.
Dengan mudah sekali, saya mengundang kerabat yang telah meninggal dunia ke tempat ritual, saling bertemu, mengobrol, dan berpelukan satu sama lain.
Menyeberangkan dan menyadarkan insan dengan cara demikian lebih kuat daripada saya berceramah Dharma, lebih mengukuhkan sradha umat.
Apakah saya harus sering mengadakan Persamuan Yin-yang dan mempertimbangkannya di dalam pikiran saya?
Sebuah sajak:
Hidup ibarat sebuah pencerahan agung
Umat manusia selalu sulit mengerti
Manusia datang
Manusia pergi
Tidak menyadari rahasia di dalamnya
Masih lebih baik belajar Buddha
Sebidang cermin
Diri sendiri bercermin
Bisa melihat kota dan rumput musim gugur
Bertanya pada Mahaguru Lu
Tanyakan pada penggaris di tangan saya
Maka akan tahu dengan sendirinya

Tidak ada komentar: