Dewa Rasi Jiuyao

Pernah suatu kali, dalam wujud mayakaya saya bertemu dengan Dewa Rasi Jiuyao. Ia memberitahu saya bahwa dirinya adalah seorang Master Perbintangan, menguasai keseluruhan rahasia jaded raya.
Saya bertanya kepadanya, “Apa rahasia perbintangan?”
Ia menjawab, “Semua bintang tidak pernah meninggalkan lintasannya. Begitu menyimpang sedikit saja, akan terjadi mahabencana berabad-abad.”
Saya bertanya kepadanya, “Apa hubungan manusia dengan perbintangan?”
Ia menjawab, “Setiap manusia mempunyai lintasan takdirnya yang pada dasarnya tidak mungkin berubah. Sama seperti lintasan perbintangan, tidak akan berubah. Kalau terjadi perubahan, akan mengakibatkan dua kemungkinan, mahabencana atau mahaberkah.”
“Apakah ini yang dinamakan takdir?”
“Tepat sekali.” Dewa Rasi Jiuyao lebih lanjut berkata kepada saya, “Master Lu, tingkat sadhana Anda sudah mencapai anuttara, Anda sudah menyatu dengan rasi, artinya Anda adalah rasi, dan rasi adalah Anda. Sedikit terusik saja akan berakibat fatal. Itulah sebabnya Anda mampu mendatangkan angin dan hujan.”
Saya berkata, “Kalau begitu, alangkah menakutkan. Saya hanyalah orang biasa, tidak bermaksud mengusik lintasan rasi.”
Dewa Rasi Jiuyao berkata, “Orang yang sadhananya mencapai tingkat anuttara, sudah menyatu dengan jagad raya, dan hal ini sudah di luar kehendak Anda!”
Saya berkata, “Saya tidak ingin menjadi manusia berdosa. Saya hanya berharap alam semesta senantiasa aman sentosa, semua makhluk damai bahagia. Saya tidak menginginkan adanya perubahan pada rasi yang mengakibatkan malapetaka di alam manusia.”
Dewa Rasi Jiuyao hanya tersenyum!
*
Seorang Bhiksu bernama Zhen berkata pada saya, diam-diam dia telah membuat catatan dan menyimpulkan, bahwa setiap kali saya difitnah, kebetulan setelah itu dunia ini terjadi malapetaka:
- Fitnahan pertama, Gedung WTC terkena bom.
- Fitnahan kedua, laut bagian selatan terjadi tsunami.
- Fitnahan ketiga, terjadi badai salju.
- Fitnahan keempat, Wenchuan terjadi gempa.
Saya berkata kepada Bhiksu Zhen, “Itu sama sekali keliru, bukan demikian halnya. Saya ini Sheng-yen Lu yang kecil, memang memiliki hati welas asih, dan menyelamatkan umat manusia adalah kewajiban utama saya. Untuk penyelamatan saja, saya selalu merasa masih kurang dalam memberikan sumbangsih. Jadi, hal yang Anda sebut tadi tidak ada hubungannya dengan saya.”
Saya selalu berdoa untuk dunia saha:
- Semoga semua makhluk selalu damai, bahagia, dan makmur sentosa.
- Semoga hujan selalu dating pada waktunya, setiap bangsa dan Negara senantiasa aman sejahtera.
- Semoga tidak ada gempa, tidak ada air bah, tidak ada gunung meletus, dan segalanya tenang dan damai.
- Semoga iklim selalu cerah bak musim semi, suhu udara stabil, hasil panen berlimpah, dan tidak ada bencana dan kesengsaraan.
Saya membuka Kitab Petunjuk Langit untuk mencari tahu mengapa dunia ini begitu banyak bencana?
Dalam kitab tertulis satu kata: kebetulan.
Demikianlah syair berbunyi:
Manusia menyatu dengan Langit
Kekuatan ajaib berjalan dengan lancar
Dengan mengangkat Vajradorje
Rasi pun dapat ditetapkan

Tidak ada komentar: