Keberatan dengan Homa (Puja Api)?

Bhiksu Yinshun di dalam prakata halaman pertama dari buku "Sejarah Ideologi Buddhisme India", jelas-jelas menuliskan:

Homa (puja api), Buddhadharma melarang homa.

Bhiksu Yinshun berasumsi: peradaban India yang paling awal berasal dari "pemujaan", berbagai metode "pemujaan", itulah Veda. Selanjutnya adalah Brahma, konsep "penyatuan Brahma dan atman", itulah Upanishad.

Setelah Agama Buddha muncul -- terbentuklah Agama Buddha Ortodoks, jalan pembebasan Hinayana, jalan Bodhi Mahayana, Agama Buddha rahasia Mahayana.

"Agama Buddha rahasia" di periode akhir India, mengambil ritual pemujaan api dari periode awal sebagai persembahan (Homa); mengambil sekte Saktam Shiva, tidak keluar sperma, menjadi "Sadhana Yab-yum"; mengambil dewa India dalam jumlah besar (para dewa), terbentuklah percampuran besar-besaran dari Buddha, Bodhisattva, dan para dewa.

Bhiksu Yinshun berasumsi lagi, mandala (altar) di dalam Agama Buddha rahasia, terbentuk dari konsep Bhumya Devah, Dewa Indra di tengah, dan 32 dewa mengitari.

*

Bhiksu Yinshun mengaku pernah hidup berdampingan dengan Saudara se-Dharma Fazun di Gunung Jinyun, Sichuan. Fazun mengkaji Agama Buddha rahasia, menerjemahkan dan membuat anotasi (catatan) Sutra-Sutra Tantra.

Bhiksu Yinshun ikut serta dalam pekerjaan proofreader. Sehingga mengerti Agama Buddha rahasia (Tantra).

Belakangan keduanya semakin berjalan semakin menjauh. Fazun menuju "Tantra". Bhiksu Yinshun menuju "Tri-sastra".

Di dalam karya tulis Bhiksu Yinshun, jelas sekali menunjukkan Homa (puja api), tidak diperkenankan Buddhadharma, Buddhadharma melarang homa, sebab semuanya adalah pemujaan ajaran sesat.

*

Namun, sepengetahuan saya: "Kebudayaan Pemujaan" India, mereka melakukan ritual membakar untuk memuja langit, mereka menganggap api sebagai mulut dewa, pujana dibakar di dalam api, dan dewa memakannya. Dan, dewa pun menganugrahi berkah kepada manusia.

Pemujaannya, mencakup para dewa dari empat daerah pinggiran dan lima gunung. Ajaran Brahmana memiliki 44 jenis metode puja api. (Ini tentu saja puja api ajaran sesat)

Berdasarkan pernyataan ini, Bhiksu Yinshun menekankan bahwa Homa (puja api) tidak diperkenankan Buddhadharma, dilarang Buddhadharma.

Namun--

"Vairocana-abhisam!bodhi-tantra" menyebutkan, "Homa adalah api kebijaksanaan Tathagata, bisa membakar malapetaka yang ditimbulkan oleh nidana."

Lebih lanjut, "Kilesa adalah kayu bakar, kebijaksanaan adalah api, sehingga nidana, menjadi nasi nirvana, untuk dimakan para siswa."

"Vairocana-abhisam!bodhi-tantra" menyebutkan: "Ritual-ritual sesat menjalankan secara murni ajaran Veda, ada metode pemujaan api, aliran Mantra Mahayana, juga memiliki ritual api, mereka membakarnya untuk menaklukkan para pemuja api dari ajaran sesat, sehingga terbagi menjadi sesat dan lurus, agar orang-orang bisa tahu ada homa sejati. Sejak Sang Buddha mencapai Sambodhi, bersabda tentang 12 sadhana puja api, bahwa itu dapat menyingkirkan segala rintangan dan mencapai keberhasilan agung, berbeda dengan praktek non Dharma dari ajaran sesat zaman dulu."

Jadi, homa dalam Buddhadharma dibagi 2:

1. Homa luar -- membakar pujana dengan api duniawi. (membangun mandala)
2. Homa dalam -- membakar kayu bakar kilesa dengan api kebijaksanaan Tathagata. (menjadikan diri sendiri sebagai mandala)

*

Saya Mahaguru Lu berasumsi, hanya membakar untuk memuja dewa, tentu saja itu ritual ajaran sesat. Namun, jika mengerti arti rahasia yang sebenarnya, ia pun berubah menjadi Buddhadharma, 12 jenis puja api homa sejati yang diajarkan di dalam SUTRA VAIROCANA adalah Buddhadharma sejati.

Barangsiapa ingin memahami kebenaran rahasia yang sejati dari "Puja Api Sang Buddha", bacalah SUTRA VAIROCANA "Bab Homa", kalian akan tahu sedikit banyak, saya pribadi berasumsi bahwa homa Tantra, jangan sampai tidak ada!

Tidak ada komentar: