"Tidak Apa-apa" Justru Dekat dengan Dao



Dulu saya sering kali berkata, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa, tidak apa-apa." Dan hidup saya kurang lebih juga dilewati di tengah "tidak apa-apa".

Saya berkata, "Tidak apa-apa justru dekat dengan Dao!"

"Tidak apa-apa" saya ini juga berasal dari "DHAMMAPADA":

: Orang bijaksana adalah orang yang mengendalikan perbuatan, ucapan, dan pikiran.

Pengendalian ini merupakan upaya pembersihan perbuatan, ucapan, dan pikiran, dengan kata lain "tidak apa-apa!"

: Kesabaran dan memaafkan adalah praktek pertapaan tertinggi. Buddha bersabda bahwa Nirvana adalah tingkat tertinggi. Seorang bhiksu tidak akan menyakiti orang lain. Orang yang mencelakai orang lain bukanlah seorang bhiksu.

Kutipan "Dhammapada" ini sungguh luar biasa, nirvana dan kesabaran adalah tingkat tertinggi.

Lebih lanjut, orang yang menyakiti dan mencelakai orang lain bukan seorang bhiksu.

Beberapa kalimat sederhana ini telah membeberkan "tidak apa-apa", di dalamnya sungguh mengandung arti yang mendalam tentang "tidak apa-apa".

Walaupun ada orang mengira "tidak apa-apa" bukan "memahami hati dan menemukan Buddhata", namun, bila Anda renungkan dengan seksama--

Memahami hati, memahami hati.

Memahami "hati tidak dapat apa-apa", yang ditunjukkan justru "tidak apa-apa". Ya atau bukan?

Lagipula, setelah menyaksikan Buddhata, Anda pun tahu semua kebenaran (Tathata) di dalam alam semesta, itulah "tidak apa-apa", dan tidak akan "tidak apa-apa" lagi. "Yang ada apa-apa" sama sekali belum mencapai "memahami hati", juga belum mencapai tingkat "menyaksikan Buddhata", ini adalah kebenaran yang sangat menyolok.

Dalam aspek ini, Anda harus memahami "SUTRA VAJRA"

  • ke-14, "Tathagata bersabda bahwa Ksanti Paramita bukan Ksanti Paramita, itulah Ksanti Paramita."

    Asal tahu saja, tiga kata ini adalah "tidak apa-apa". (Bersabar dan tidak bersabar justru tidak apa-apa)

    Tathagata bersabda, "Tathagata adalah orang yang berkata benar, orang berkata jujur, orang yang berkata apa adanya, orang yang tidak berbohong, orang yang tidak berdusta."

    Kata-kata yang diucapkan Tathagata adalah kata-kata jujur, menyingkap rahasia besar tentang "Tathata".

    Hari ini saya berterus terang pada Anda semua, SUTRA VAJRA adalah sebuah sutra tentang "tidak apa-apa". Tingkatannya sungguh terlalu tinggi, melampaui imajinasi manusia biasa!

    Kita jangan kaget.

    Para insan (tidak apa-apa).

    Berdana (tidak apa-apa).

    Segala wujud (tidak apa-apa).

    Buddhadharma (tidak apa-apa).

    Untung dan rugi (tidak apa-apa).

    Berkah dan pahala (tidak apa-apa).

    Keagungan (tidak apa-apa).

    Banyak dan sedikit (tidak apa-apa).

    Persembahan (tidak apa-apa).

    Semua pikiran (tidak apa-apa).

    Ceramah Dharma (tidak apa-apa).

    Diriku (tidak apa-apa).

    Suci dan awam (tidak apa-apa).

    Punah (tidak apa-apa).

    Saya (Buddha Hidup Lian Sheng Sheng-yen Lu), mengesahkan SUTRA VAJRA dengan ketiga kata dari "tidak apa-apa". Anda semua cuma perlu berpikir sejenak, mengesahkan dengan seksama lewat ketiga kata ini, Anda pun dekat dengan Dao!

    Saya beritahu Anda sebuah rahasia yang sangat besar, Sang Buddha sama sekali tidak menjelaskan tentang SUTRA VAJRA. Karena Sang Buddha bersabda, jika Ia berceramah Dharma, berarti menfitnah Buddha, oleh karena itu, menjelaskan Sutra dan tidak menjelaskan Sutra, bagi Sang Buddha, sama sekali tidak apa-apa.

    Begitu Anda semua membaca artikel ini, namun tidak kaget, tidak gentar, boleh dianggap siswa Zhenfo yang berjodoh.

    Bila Anda dapat menganggap segalanya "tidak apa-apa", Anda pun dekat dengan Dao!
  • Tidak ada komentar: