Di tengah kalangan agama tradisional masa kini, Zhenfo Zong berkali-kali disingkirkan dan ditekan, saya merasa terkucilkan, demi ini, saya bertanya pada Sakyamuni Buddha.
Saya bertanya, "Mengapa kami diperlakukan seperti itu?"
Sang Buddha menjawab, "Hanya karena Anda melihat Buddha, melihat Bodhisattva, dan melihat Buddhata Tathata."
Saya bertanya, "Saya benar-benar melihat, saya mengatakan apa adanya, mengapa tidak boleh?"
Sang Buddha menjawab, "Melihat justru tidak melihat, jangan diungkapkan."
Saya bertanya, "Mengapa tidak boleh diungkapkan?"
Sang Buddha menjawab, "Wujud asal tidak terpisah."
(Kalimat "wujud asal tidak terpisah", boleh dianggap lonceng raksasa alam semesta, sekali dipukul, semua orang yang bermimpi dibangunkan, kalimat "wujud asal tidak terpisah" ini justru merupakan esensi Zen yang paling dalam, melihat dan tidak melihat, semua ada di dalamnya, ingatlah bahwa "wujud asal tidak terpisah" justru merupakan rumus Tathagata yang paling dalam)
Saya bertanya, "Bagaimana agar umat manusia memahami Mahaguru Lu?"
Tadinya Sang Buddha tidak menjawab pertanyaan saya ini, mendesah sebentar, akhirnya berkata, "Setelah wafat baru tahu."
*
Sepengetahuan saya, saya disingkirkan dan ditekan oleh kalangan agama tradisional, persis seperti apa yang saya katakan "melihat".
Sementara, kalangan agama tradisional "tidak melihat".
Saya sendiri terlalu jelas mengungkapkan "penglihatan" saya sendiri, dengan sendirinya disingkirkan dan ditekan, ini memang ketidaktahuan saya sendiri. Sang Buddha meninggalkan kedua sisi, meninggalkan "melihat" dan "tidak melihat", sehingga terungkaplah kebenaran:
"Wujud asal tidak terpisah".
Di samping itu---
Saya memadukan "kepercayaan rakyat" dan "Agama Buddha", ini juga satu faktor penting sehingga saya disingkirkan dan ditekan.
Namun, ini bukan masalah besar, melainkan mata rantai waktu, Agama Buddha memang sedang berubah.
Sang Buddha memadukan "Agama Hindu" (Agama Brahmana) dengan Buddhadharma, sehingga terbentuklah "Agama Buddha".
"Agama Buddha" dipadukan dengan "kepercayaan rakyat Tibet" menjadi Agama Buddha Tibet.
"Agama Buddha" dipadukan dengan "kepercayaan rakyat Cina" menjadi Agama Buddha Cina.
"Agama Buddha" dipadukan dengan "kepercayaan rakyat Jepang" menjadi Agama Buddha Jepang.
Dan lain sebagainya.
*
Saya bertanya pada Sang Buddha, "Saya harus mengenakan kasaya yang bagaimana baru dianggap resmi?"
Sang Buddha balik bertanya, "Di antara kasaya masa kini, yang mana baru kasaya Tathagata?"
Begitu saya berpikir, menjawab, "Semua bukan!"
Sang Buddha berkata, "Memang benar! Memang benar! Jika suci, tidak pakai juga suci; jika awam, pakai juga awam."
Saya mengerti, wujud asal memang tidak berubah, yang berubah hanya bentuk luar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar