Sadhana Empat Pintu Tahapan






Di loteng Ling-xian saya menjalani retret selama tiga tahun untuk menekuni Tantrayana.

Satu tahun yang pertama, setiap hari empat kali bersadhana, empat kali sadhana ini berdasarkan waktu, sekali saat matahari terbit, sekali di tengah hari, sekali saat senja dan sekali di tengah malam.
  
Saya melafal Caturaksara Mantra : “Za, Hom, Ban, Huo.”

Saya mengundang Sarva-tathagata memasuki diri, menekuni Svabhava Samaya.

Kemudian memohon Abhiseka Samaya Yidam.
Dilanjutkan dengan Mahapujana.


  ●

Saya menjumpai tahapan rahasia, tahapan ini adalah Empat Pintu Tahapan yang sangat penting ; Bagaimanapun kita harus memulai dari penekunan Yidam Yoga.
  
Berikut di bawah ini adalah tahapan rahasia tersebut :

1. Yidam Yoga.
2. Penekunan Istana Yidam.
3. Penekunan Vairoacana Buddha.
4. Diri Sendiri Menjadi Vajrasattva.

Setelah saya menjadi yidam, yidam berdiam di angkasa. Maka saya menekuni Istana Yidam, dari angkasa turun ke Istana Sumeru, dari dalam muncul Simhavajrasana, maka yidam telah bersemayam dalam Istana.

Saya melafal : “Ban-za Da-du.”
Membentuk : Mudra Panca-jnana.

Diri sendiri menjadi Maha-vairocana Tathagata, dari Samadhi Maha-vairocana dari Vairocana Buddha, memperoleh kekokohan.

Saya melafal : “Ban-za Sa-duo. Sa-ma-ya. A Hom.”
Membentuk : Mudra Sattva.
  
Merealisasi Vajrasattva, menggunakan vajra, gantha, bana dan ankusa dari Vajrasattva untuk menyukseskan segala Sadhana Tantra yang istimewa.


  ●

Saya menjumpai bahwa Sadhana Empat Pintu Tahapan ini sepenuhnya selaras dengan petunjuk ajaran dalam ‘Tattva-loka-nama-prakarana’ yang menyatakan : “Setelah merealisasi Samadhi terhalus, kemudian berdiam dalam Istana Surgawi yang ditekuni, segalanya menjadi kokoh bagaikan hadir secara langsung. Dari sini diperoleh Samartha Batin ( Kemampuan dan kekuatan batin terunggul ), dan semua yang ditekuni akan terus bertumbuh.”

Saya menyusunnya seperti di bawah ini :

1. Yidam Yoga – Samadhi Terhalus ( Svabhava Samaya )
2. Istana Yidam – Berdiam dalam Istana Surgawi.
3. Vairocana Buddha – Segalanya menjadi kokoh.
4. Vajrasattva – Samartha terunggul.

Ternyata Sadhana Empat Pintu Tahapan adalah Yukta Yoga Diri Terhalus, berdiam di Istana Surgawi, Kekokohan Vairocana dan Keunggulan Vajrasattva.

Penekunan ini tak lain adalah :

Mengadhistna Svabhava.
Abhiseka.
Samadhi.
Mahapujana.

  ●

Dalam Vajrasekhara Sutra ada dikatakan perihal penekunan dari yidam memasuki Vairocana Buddha : “Penekun Sadhana Buddha-kula, berdiam dalam Sri Buddhata, dalam trisahasralokadhatu tekunilah Buddha-kaya. Di hati Buddha tekunilah aksara mantra, tekunilah diri anatman, merealisasi manusia dan Dharma adalah sunyata. Buddha-kaya ini direnungkan sebagai anatman. Mengamati Buddha-rupa, tiada sifat diri, askandha dan adhatu, Buddha bukanlah sesuatu yang diperoleh, namun bukan pula sepenuhnya tiada Buddha. Pergunakanlah kebijaksanaan dan kebajikan dalam Sad-paramita untuk perlindungan. Tiada alaya, merupakan Bodhi anatman. Dari yoga ini, yang menekuni Sadhana Buddha-kula, seketika melampaui Maha-kalpa, memperoleh sukha paling unggul.”

Kalimat ini merupakan kunci utama penekunan Mahavairocana Buddha.

Vajrasattva bermanifestasi dari batin Mahavairocana Buddha, duduk di atas Simhasana yang tadi telah divisualisasikan. Kemudian lafalkan Mantra Hati Vajrasattva, membentuk Maha-mudra Nya, diri sendiri berubah menjadi Vajrasattva.
  

  ●

Saya ( Buddha Hidup Lian-sheng, Sheng-yen Lu ) , oleh Sarva Buddha Bodhisattva di tiga masa disebut sebagai ‘Guhyapati yang menyadarkan dunia masa kini.’

Mengapa ?

Sebab saya mencapai keberhasilan :

Vajra memenuhi angkasa, memancarkan sinar pelangi, pada pusat tiap-tiap vajra terdapat aksara mantra.
  
Siddhi Buddha-ksetra.

Keberhasilan Dharmata svabhava sunya.
  
Saat diri saya berubah menjadi Vajrasattva, mengatakan : “Mengatakan rupa adalah sunya, mengatakan sunya adalah rupa, dinamakan vajra, dikarenakan yoga maka aku merealisasi Bodhi.”


Anasrava. ( Tak tiris )
Parisuddhi. ( Murni )
Prabha. ( Terang )  

Tidak ada komentar: