Bhiksu Inilah Orangnya

Seorang siswa saya, karena kecelakaan lalu lintas, tulang kaki patah, dibawa ke rumah sakit, berbaring di atas ranjang pasien.

ruang pasien ini adalah ruang pasien untuk dua orang, satu pasien lagi adalah pasien yang lumpuh dengan kondisi tangan dan kaki kejang-kejang.

ruang pasien untuk dua orang, di tengah disekat sebuah tirai. Tirai kadang-kadang terbuka, kedua pasien saling tukar nama:

Siswa bermarga Qian.
Pasien lumpuh bermarga Yu.

Pasien lumpuh ini sudah belasan tahun sakit.

Karena saudara-saudarinya adalah orang berada, lebih dulu mengerahkan dana dalam jumlah besar untuk diobati oleh dokter terkenal, namun tak kunjung sembuh.

Akhirnya tetap dibawa ke rumah sakit untuk dirawat dan menghabiskan sisa hidupnya.

Tangan dan kaki tidak dapat bergerak, namun, pikiran masih jelas.

Dirinya dan saudara-saudarinya telah putus harapan.

Siswa bermarga Qian menempel foto Mahaguru Lu di atas tempat tidur rumah sakit.

Setiap hari memanjatkan Sutra Raja Agung.
Japa Mantra Hati Mulaguru.

Peristiwa aneh pun terjadi...

Pasien lumpuh bermarga Yu itu, sejak pasien bermarga Qian dirawat inap, setiap malam melihat, ada seorang bhiksu perlahan-lahan memasuki ruang pasien, pintu tidak terbuka, ia pun masuk.

Bhiksu ini mengulurkan tangan menjamah kaki pasien bermarga Qian, bagian tulang yang patah, selesai menjamah, lalu melesat pergi.

Suatu kali, si bhiksu sehabis menjamah pasien patah tulang, menoleh memandang pasien lumpuh dan tersenyum.

Pasien lumpuh Yu juga tersenyum ramah.

Bhiksu ini menghampiri, menjamah seluruh tubuh pasien lumpuh ini.

Sehabis menjamah, lalu melesat pergi!

Anehnya adalah....

Patah tulang siswa bermarga Qian ini pun pulih dalam waktu yang singkat!

Ia pun mau keluar rumah sakit.

Ia menurunkan foto Mahaguru Lu dari atas ranjang pasien, bersiap-siap dibawa pergi.

Penderita lumpuh bermarga Yu itu memanggilnya, "Tolong perlihatkan saya foto itu."

Qian berkata, "Beliau adalah Mahaguru Lu."

Begitu Yu melihat foto, berkata, "Bhiksu inilah orangnya. Setiap malam datang ke ranjang pasien, menjamah patah tulang Anda, juga menjamah kaki dan tangan saya. Saya melihatnya jelas sekali, Anda lihat tangan dan kaki saya kejang, makin kendur hari demi hari, tolong tempelkan foto ke atas ranjang saya, dan ajarkan saya Sutra dan Mantra yang Anda japa. Tolong! Tolong!"

Qian sangat baik hati.

Menempelkan foto di atas ranjang Yu.

Mengajarkan Mantra Hati padanya.

Memberikan sebuah kitab Sutra Raja Agung.

Qian pun pamit pada Yu.

Setengah tahun setelah kejadian ini.

Qian teringat kejadian ini, saat kebetulan melewati rumah sakit, lalu menjenguk si lumpuh Yu yang saat itu dirawat.

Tak disangka....

Yu juga telah keluar dari rumah sakit.

Dokter berkata, "Pasien yang tadinya putus asa, kaki tangan kejang tak disangka perlahan-lahan menjadi kendur. Tidak hanya itu saja, setiap hari menjapa mantra, setiap hari memanjatkan Sutra, terakhir tangan dan kaki pun dapat bergerak. Entah mengapa, bisa bergerak, terakhir tak disangka turun dari ranjang dan berjalan."

Makanya, keluar dari rumah sakit!

Qian bertanya, "Di mana fotonya?"

Dokter menjawab, "Ia berikan pada pasien lain!"

Tidak ada komentar: