Mengapa Para Acarya Boleh Mengenakan Rompi Naga?

Seseorang bertanya, "Mengapa Mahaguru Lu mau mengumumkan bahwa para acarya boleh mengenakan rompi naga?"

Saya menjawab, "Buddhata setara, semua orang setara."

Seseorang bertanya, "Rompi naga melambangkan apa?"

Saya menjawab, "Langit." (Dewa Naga)

Seseorang bertanya, "Langit boleh dikenakan di badan?"

Saya menjawab, "Vajracarya boleh. Karena Vajracarya mewakili Vajrasattva, di atas kepala Vajracarya menjunjung Pancabuddha, mengenakan mahkota Pancabuddha. Tangan kiri Vajra Gantha, tangan kanan Vajra Dorje, persis lambang Vajrasattva yang merupakan Guru Abhiseka transmisi sadhana Vajrayana."

Saya melanjutkan, "Kepala menjunjung Pancabuddha, tengah - Buddha Vairocana, timur - Buddha Aksobhya, barat - Buddha Amitabha, utara - Buddha Amoghasiddhi, selatan - Buddha Ratnasambhava. Sumber dari Pancabuddha ini berkali-kali lipat tak terhingga dibandingkan Dewa Naga, malah tidak terbandingkan, jika dapat menjunjung Pancabuddha di kepala, apalah artinya mengenakan rompi naga?"

Seseorang bertanya, "Kaisar zaman dulu mengenakan rompi naga, hari ini, Vajracarya juga mengenakan rompi naga, memangnya kaisar dan Vajracarya adalah setingkat?"

Saya menjawab, "Zaman dulu kaisar mewakili langit, hari ini Vajracarya mewakili Pancabuddha dan Vajrasattva. Tepatnya raja manusia dan raja Dharma, keduanya adalah raja. Raja manusia adalah duniawi, raja Dharma adalah non duniawi. Saya berasumsi, posisi raja Dharma mengungguli raja manusia, raja manusia hanya di dunia saja, sedangkan raja Dharma melampaui triloka, raja Dharma sejati lebih tinggi berkali-kali lipat tak terhingga daripada raja manusia. Jadi, zaman dulu, ada teori bahwa raja Dharma tidak bersujud pada raja manusia, bhiksu tidak bersujud pada penguasa negara."

Seseorang bertanya, "Mahaguru Lu adalah raja Dharma sejati, tentu boleh mengenakan rompi naga, sementara Vajracarya biasa, mengapa boleh mengenakan rompi naga juga?"

Saya menjawab, "Seorang Vajracarya mengenakan rompi naga, saya tetap berasumsi boleh-boleh saja. Namun, nama tentu harus sinkron dengan kenyataannya. Jika Anda hanya seorang Vajracarya yang tidak berisi, kemampuan melatih diri masih dangkal, tidak mencapai kontak yoga, tidak mencapai hasil yang nyata, tidak mencapai pencerahan, tidak menyaksikan Buddhata, Anda mengenakan rompi naga, tidak lebih dari sebuah opera belaka."

Seseorang bertanya, "Menurut Anda, bolehkah acarya demikian mengenakan rompi naga?"

Saya menjawab, "Nama tidak sinkron kenyataannya, mengenakan rompi naga, menjunjung Pancabuddha, tentu tidak benar. Namun, Mahaguru Lu mengasihani para insan, selalu berharap Vajracarya bisa tekun melatih diri, mencapai hasil nyata, suatu hari nanti, nama dan kenyataan bisa saling sinkron."

Seseorang bertanya, "Kalau begitu, bukankah dari luar Mahaguru Lu dan kawanan acarya kelihatan sama sekali tidak ada bedanya?"

Saya berkata, "Saya dan kawanan acarya memang tidak ada bedanya, bahkan nama Dharma juga tidak ada bedanya. Pakaian tidak ada bedanya. Buddhata tidak ada bedanya. Mencerahi tingkat tertinggi juga tidak ada bedanya. Saya adalah Anda, saya adalah dia. Bahkan vihara sendiri, saya juga tidak punya, saya sama sekali tidak punya apa-apa, karena apapun tidak ada, baru bisa luas tanpa batas!"

Mari menulis satu sajak!

Anda lanjut usia maupun muda
Tubuh sehat atau sekarat
Hingga hari ini apa yang layak diperhitungkan
Raja Dharma Lu ini
Kelak masih bisa ganti nama apa
Nama palsu dan batu kerikil
Membuat langit pun tertawa-tawa

Tidak ada komentar: