Sepenuhnya Kehilangan Suara

Suatu dini hari, saya bangun dari tidur, menemukan keganjilan pada mulut saya, ingin bersuara, malah sedikit pun tidak bersuara.

Saya mencoba memutar lidah, menggunakan tenggorokan mendesak sedikit suara, namun, lidah tidak bergerak sama sekali, tenggorokan juga seperti tersumbat.

Saya sangat panik.

Namun, saya tidak bisa berbuat apa-apa.

Saya mencoba mengundang kehadiran Buddha Bodhisattva, namun, yidam sepertinya tertidur, diundang juga tidak hadir.

Tepat pada saat ini, di tengah angkasa datanglah seorang pengunjung, berkepala tiga berlengan enam, wajah sangat sangar, kedua taring mencuat, bertubuh biru, sekujur tubuh terdapat banyak mata, Ia berkata, Ia adalah Vajra Mahamaya atau Vajra Mata di Sekujur Tubuh.

Saya ingin bicara, namun tidak mengeluarkan suara.

Vajra Mahamaya ini memberikan isyarat saya tidak perlu buka mulut, mengulurkan satu tangan, menopang sayalalu terbang pergi.

Sampai ke suatu tempat, masuk ke dalam rumah, saya melihat seorang Taois sedang melakukan ritual:

1. Ia membuat sebuah orang-orangan rumput.

2. Mulut orang-orangan rumput sangat besar, di mulutnya disumpal dengan abu dupa, disumpal hingga penuh.

3. Di rumahnya ada altar, memuja banyak bocah (boneka kuno) Thailand, tergolong tuyul.

4. Ia menyalakan dupa, menyerukan nama dan 8 data kelahiran saya.

5. Ia memanjatkan: Tian Ling Ling. Di Ling Ling. Sai Wo Kou. Yin Shi Ling.

6. Ia membunuh ayam, dengan darah ayam diusapkan ke kepala, telinga, hidung, mata, mulut saya, kemudian dengan darah ayam, menyembahyangi tuyul Thailand.

Saya akhirnya mengerti, gawat! Dukun mengguna-gunai saya, supaya saya tidak dapat berceramah Dharma di atas Dharmasana.

Saya menjulurkan tangan ingin mengambil orang-orang rumput.

Vajra Mahamaya memberikan isyarat tidak boleh ambil, kemudian ikut Ia terbang kembali ke tempat saya.

Begitu saya pergi dan pulang, hanya 5 menit saja, hanya supaya saya tahu bahwa ada dukun menyumpal mulut saya dengan abu dupa, saya pun menjadi orang bisu total.

Vajra Mahamaya meletakkan saya.

Vajra Mahamaya memberitahu saya, “Liansheng, saya khusus datang menolong Anda. Saat ini, Anda harus menenangkan suasana hati Anda hingga kondisi fokus, amati bahwa tubuh Anda sendiri adalah kosong, uraikan tanah, air, api, dan angin, diri sendiri menjadi transparan, hati Anda menetap di dalam keleluasaan yang nyaman dan tenteram.”

“Liansheng, tanpa diragukan lagi, ini adalah metode yang sejati, metode “kāyānupaśyanā” yaitu tubuh kosong, ini adalah pelatihan dan kegigihan yang lebih tinggi tingkatannya, saat tubuh sendiri berubah menjadi mahamaya, abu dupa yang disumpal di dalam mulut, tidak ada tubuh sejati yang bisa menopangnya, abu dupa dengan sendirinya buyar. Saat ini, Anda dari tubuh mahamaya, kemudian kembali lagi ke tubuh sejati, Anda pun bisa mengeluarkan suara.”

Begitu saya dengar, saya pun mengerti dalam hati.

Biasanya, metode menguraikan empat unsur utama, sebelum tidur saya pasti latih, unsur tanah kembali ke unsur air, unsur air kembali ke unsur api, unsur api kembali ke unsur angin, unsur angin kembali ke unsur udara, unsur udara menetap di dalam terang.

(Ini adalah Metode Tidur Bersinar)

Sehingga, saya samadhi:

Menguraikan empat unsur utama.

Menetapkan hati di dalam terang.

Mengembalikan dharma ke tiada dharma.

Mengembalikan sifat ke Buddhata.

Dengan demikian, abu dupa yang menyumpal mulut dari dukun kecil itu pun tidak manjur lagi, abu dupa membuyar.

Saat ini, saya kembali lagi ke dunia nyata, saya dapat buka mulut dan bicar a lagi, ha! Ha! Ha!

Saya beranjali berterima kasih pada Vajra Mahamayajala.

Vajra Mahamayajala berkata, “Anda harus berterima kasih pada yidam Anda.”

“Mengapa?”

Vajra Mahamayajala berkata, “Yidam Anda-lah yang meminta saya untuk membantu Anda.”

Tidak ada komentar: