Selama banyak kehidupan yang lampau, ada 500 makhluk suci, berkumpul di Gunung Lata, Kerajaan Varanasi untuk melatih diri.
Di antaranya ada satu makhluk suci bernama Itula, makhluk suci ini sangat hati-hati dalam bertutur kata maupun bertindak.
Dengan
serius menekuni Samadhi (melupakan diri sendiri yang sedang duduk
meditasi), melatih pernapasan angin, melatih vitalitas api, melatih
kesucian air, melatih kekokohan tanah. Karena ketekunan dari Itula,
membuatnya mencapai:
Perjalanan spiritual.
Tubuh bercahaya.
Mengetahui karma banyak kehidupan.
Menjelma.
Makhluk suci bernama Itula ini, berada di dalam kondisi "mahasukha", "terang" dan "sunyata".
Makhluk
halus yang lain, tentu saja memiliki hasil yang sangat baik. Ada yang
dapat memerintahkan bunga mekar lebih lama; ada yang dapat memohon
hujan, meredakan hujan; ada yang dapat mengetahui kejadian besok; ada
yang dapat meramal; ada yang dapat menundukkan hewan liar; ada yang
dapat kebal dari segala racun; ada yang dapat awet muda; ada yang dapat
menahan lapar selama berhari-hari, dan lain sebagainya.....
Namun,
para makhluk halus sependapat bahwa pembinaan diri Itula paling baik,
hampir mencapai tingkatan Kimsin (setara dengan Buddha).
Akan tetapi, Itula beranggapan bahwa melatih diri hingga mencapai leher botol, tetap kurang sesuatu.
Sehingga, ia meninggalkan Gunung Lata, pergi ke dalam kota, mencari benda yang kurang di dalam hatinya.
Ia bertemu seorang pengemis tua di dalam kota, mengemis padanya.
Ia memberikan satu keping uang kepada pengemis tua.
Pengemis tua berkata, "Semua."
Itula memberikan semua uangnya kepada pengemis tua. (Berdana materi)
Pengemis
tua meminta Itula mengikutinya, pengemis di depan, Itula di belakang.
Pengemis tua itu berjalan cepat sekali, Itula mengejarnya dengan kaki
dewa, namun aneh juga, mengapa tidak terkejar, tetap jaga jarak, tiba di
bawah sebuah stupa raksasa, baru berhenti.
Pengemis tua mau mentransmisikan padanya intisari Dharma. Mesti meminjam 3 benda:
1. Berkertaskan kulit Itula.
2. Berpenakan tulang Itula.
3. Bertintakan darah Itula.
Itula juga tidak marah, dengan metode penjelmaan dewa, mendanakan kulit, tulang, dan darah sendiri. (berdana tubuh)
Sementara, kesadaran dan rupa nya bebas leluasa.
Pengemis tua langsung menuliskan:
Senantiasa mengamati perilaku.
Dan tidak membunuh, mencuri, dan berzinah.
Tidak mengadu domba dan berkata kasar.
Tidak berdusta dan membual.
Hati tidak mendambakan hasrat negatif.
Tiada kemarahan dan pikiran beracun.
Meninggalkan banyak pandangan sesat.
Itulah tindakan Bodhisattva.
Itula
mendapatkan gatha ini, baru tahu dirinya harus mencapai keberhasilan
dalam melatih diri, seharusnya menjaga sila-sila ini. Dengan adanya
sila, baru dapat menyeberangkan insan, baru melahirkan Bodhicitta. Sila
dan Bodhicitta barulah yang dirinya hendaki, Itula membabarkan sila ini
ke seluruh dunia, ditambah sila mabuk-mabukan, baru menjadi 5 Sila
Buddhisme.
Menaati kelima sila ini barulah landasan melatih diri!
Ternyata makhluk suci bernama Itula ini, merupakan awal dari pembabaran
5 Sila. Semua materi sila, semua dikembangkan dari pembabaran 5 Sila.
Siapa Itula?
Siapa pengemis tua?
Jika tidak menaati sila, menjadi makhluk suci juga merupakan kecerobohan!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar