Dewasa ini tidak sedikit umat Buddha mengecam Agama Tantra.
Seorang penekun Vijnanavada/Yogachara langsung berkata, "Tantra Tibet adalah agama cabul dan kotor."
Yang lainnya:
"Sekte Tantra adalah monster yang terbentuk dari perpaduan Agama Brahma dan Agama Hindu."
"Yang diwariskan oleh Sang Buddha adalah Agama Buddha ortodoks, Sekte Tantra memperkenankan para dewa masuk ke dalam Agama Buddha, hal ini telah bertentangan dengan perintah Sang Buddha."
"Jangan melakukan homa, sebab puja api adalah ritual yang dipakai oleh Agama Brahma dan Agama Hindu serta dilarang oleh Sang Buddha."
"Mantra-mantra di dalam kitab suci Agama Buddha merupakan tambahan dari angkatan kemudian."
"Kita harus mematuhi doktrin ajaran Sang Buddha, doktrin ajaran Sang Buddha hanya Agama Buddha ortodoks."
"Setelah Sang Buddha parinirvana, Agama Buddha Mahayana pun bangkit, belakangan Agama Tantra pun bangkit, ini merupakan kemunduran setahap demi setahap dari Dharma yang benar, Agama Tantra bangkit 500 tahun atau 1000 tahun kemudian, saat itulah kita telah memasuki periode akhir Dharma."
"Agama Tantra bangkit, Agama Buddha pun punah, Agama Tantra terbentuk menjadi agama yang tidak mirip Agama Buddha."
"Agama Tantra memang ajaran sesat."
...........
Apalagi orang-orang yang pro Agama Buddha ortodoks adalah bhikku-bhikku Theravada, mereka berasumsi bahwa hasil bimbingan dari Sang Buddha adalah Agama Buddha ortodoks, misalnya, Sariputra, Moggalana, Mahakasyapa, Ananda, dan lain-lain, metode melatih diri yang mereka terapkan barulah benar.
Kitab suci Mahayana adalah palsu.
Agama Tantra adalah perpaduan dari Agama Brahma dan Agama Hindu.
Penjelasan demikian mudah sekali mempengaruhi hati umat Buddha, sepertinya Sang Buddha memang hanya mewariskan "Agama Buddha ortodoks".
Sebenarnya, Sang Buddha di dalam kitab suci Theravada, atau di dalam sila-sila, sedari awal telah dilengkapi dengan konsep Mahayana, hanya konsep Mahayana satu-satunya yang dapat menunjukkan semangat Agama Buddha.
Lebih lanjut, sesungguhnya, doktrin ajaran Sang Buddha tidak terlepas dari surga "Brahma", Maharya Sang Buddha juga mengerti harus merangkul Agama Brahma dan Agama Hindu.
Kebangkitan Agama Tantra, walaupun mengandung kepercayaan rakyat, sesungguhnya rakyat banyak lebih mudah menerima ajaran dari Agama Buddha, perbedaan tersebut telah menamankan doktrin ajaran Agama Buddha.
Jadi, Agama Tantra:
Merangkul. (Tahap permulaan)
Menyucikan. (Tahap kesempurnaan)
Kepunahan Agama Buddha di India bukanlah kesalahan Agama Tantra, melainkan masuknya Agama Islam.
Apa hubungan antara penjelasan saya ini dengan pencerahan?
Saya berkata, "Ada."
Seseorang bertanya pada saya, "Danxia membakar Buddha kayu, apakah Buddha terbakar?"
Saya menjawab, "Tidak terbakar."
Orang itu bertanya lagi, "Membakar puja api homa, apakah Buddha telah menerima persembahan?"
Saya menjawab, "Buddha tidak makan."
Orang itu mendesak, "Bila Buddha tidak makan, mengapa membakar puja api homa?"
Saya balik bertanya padanya, "Apakah Anda makan setiap hari? Apakah Anda membakar dupa dan mempersembahkan air setiap hari?"
Orang itu tertegun.
Numpang nanya, "Apa yang telah Anda cerahi dari dialog sederhana ini?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar