Arsip Zhenfo Zong

Nama aliran Zhenfo Zong, awalnya bernama Lingxian Zong, kata Lingxian adalah pemberian Yaochi Jinmu.

Belakangan, ada orang mendaftarkan dulu nama Lingxian Zong. Kita pun kehilangan segala hak, sehingga kita terpaksa ganti jadi Lingxian Zhenfo Zong.

Karena Lingxian Zhenfo Zong terlalu panjang, semua orang menyingkatnya menjadi Zhenfo Zong.

Kata Zhenfo (Buddha sejati) ini, asalnya adalah julukan kehormatan dari Buddha Sambhogakaya untuk Buddha Dharmakaya. Mengacu pada Dharmakaya yang tak berbentuk.

Sutra Amitayuh bersabda, "Terang dan sempurna, ibarat Buddha sejati."

Catatan Linji bersabda, "Buddha sejati tak berwujud, Dharma sejati tak berbentuk."

Lebih lanjut:

Bhumi pertama Bodhisattva, membuktikan Tathata dari kekosongan atman dan kekosongan Dharma, merupakan Buddha sejati yang terlahir di keluarga Tathagata.

Catatan Uraian Vimsatika, "Melestarikan benih Buddha, supaya tidak putus, bahkan membuktikan Dharmadhatu sejati lewat prajna, dari sanalah namanya lahir, yaitu Buddha sejati."

Jika saya menjelaskan Zhenfo (Buddha sejati), saya berkata:
Buddha -- orang yang tercerahkan.
Sejati -- benar-benar.

Dengan kata lain, "Orang yang benar-benar tercerahkan."

Sutra Satya Buddha memuji:
Mahaguru mahawelas asih, guru maha-rahasia.
Sedari awal telah berhasil di masa lalu, bebas dari nafsu dan melampaui duniawi.
Kini merintis dunia Buddha sejati, mengasihani para insan.
Menitis menjadi pemimpin spiritual, turun ke dunia Saha.
Sadhu dijuluki Liansheng, berceramah kepada makhluk luas.
Kami semua telah mendengar, tentu mendukung sepenuhnya.

*

Guru Zen Zhiyong dari Huanglong, Ezhou.

Bhiksu bertanya, "Apakah asal mula dari Buddha sejati?"

Guru Zen Zhiyong menjawab, "Apakah asal mula mengajukan pertanyaan ini?

Bhiksu berkata, "Kalau begitu, setiap orang tidak ada bedanya dengan Buddha sejati?"

Guru Zen Zhiyong menjawab, "Pedang sudah menjadi naga, masih ada ukiran tukang perahu."

(Dialog ini, saya hapus sedikit, namun tidak menghilangkan arti sebenarnya. Siswa mulia, perhatikan kalimat terakhir, "Pedang sudah menjadi naga, masih ada ukiran tukang perahu." Kalimat ini mengandung petunjuk misteri besar! Orang yang cerah pun mengerti, orang yang tidak cerah pun keheranan)

*

Guru Zen Shandeng dari Xingyuanfu, Xuandu.

Bhiksu bertanya, "Bagaimana menolong?"

Guru Zen Shandeng menjawab, "Ayam emas menabuh tambur sejenak di loteng."

Bhiksu bertanya, "Bagaimana penekunan sramana?"

Guru Zen Shandeng menjawab, "Tidak tahu segalanya."

(Saya pribadi suka kalimat "Tidak tahu segalanya" dari Guru Zen Shandeng, walaupun saya adalah perintis Zhenfo Zong, namun saya tidak tahu segalanya tentang Zhenfo Zong. Perintisan Zhenfo Zong, perkembangan Zhenfo Zong, kejayaan Zhenfo Zong, tenggelamnya Zhenfo Zong, saya tidak peduli segalanya, juga tidak tahu segalanya. Bahkan saya menyatakan pada kalangan luar bahwa, saya sama sekali tidak merintis Zhenfo Zong, ini benar. Siswa mulia! Coba cerahilah, Mahaguru Lu merintis Zhenfo Zong, malah menyatakan tidak merintis Zhenfo Zong, mengapa?)

Tidak ada komentar: