Sebuah lelucon:
Ayah bertanya pada
Xiaomin, “Xiaomin, uji kamu satu pertanyaan, di pohon ada dua ekor
burung, ditembak mati satu, tinggal berapa ekor burung?”
Xiaomin menjawab, “Masih ada satu ekor lagi.”
Ayah
berkata, “Kamu benar-benar bodoh, bukankah burung itu sudah lari
ketakutan! Tanya lagi satu pertanyaan yang lebih gampang, jika salah,
awas pantatmu! Konon: di rumah hanya ada kamu sendiri, saya masuk lagi,
ada berapa orang?”
Xiaomin menjawab, “Satu orang.”
Ayah bertanya, “Mengapa masih satu orang?”
Xiaomin mennjawab, “Saya sudah lari ketakutan!”
Saya
berkata, lelucon ini ada sedikit rasa Zen, sebenarnya dipikirkan dengan
berbagai sudut pandang, ada 3 jawaban, semua masuk akal.
1. Nol ekor – satu mati, satu lari ketakutan, tentu saja tidak ada seekor pun.
2. Satu ekor – memang lari ketakutan, namun, ia tetap hidup.
3. Dua ekor – satu mati, satu lari ketakutan, mati juga dihitung, hidup juga dihitung, tentu saja masih ada dua ekor.
Prinsip ini, kita semua bisa pahami dengan seksama.
Jika dijelaskan berdasarkan kebenaran utama dari pencerahan, saya bertanya pada siswa mulia, “Ada berapa ekor burung?”
Siswa mulia bisa menjawabnya?
Ha! Ha! Ha!
Bingzhou, Guangfu, Guru Zen Daowen.
Bhiksu bertanya, “Bagaimana pedoman satu jalan?”
Guru Zen Daowen menjawab, “Menggunakan cara jitu, ombak jernih memperlihatkan kehebatan.”
Bhiksu bertanya, “Tiga keluarga mengundang bersamaan, belum menentukan pergi ke rumah siapa?
Guru Zen Daowen menjawab, “Bayangan bulan terpatri di ribuan sungai, setiap rumah ada bhiksu.”
Mahaguru
Lu memberikan petunjuk: pedoman satu jalan – Daowen mengatakan
menggunakan cara jitu, menunjukkan bulan di dalam ombak jernih.
Tiga
keluarga mengundang bersamaan, seharusnya pergi ke rumah siapa? –
Daowen mengatakan bulan terpatri di ribuan sungai, tiga rumah dikunjungi
oleh bhiksu, setiap Dharma ada cara jitu.
Jika saya jawab, saya akan menjawab seperti ini, “Pedoman satu jalan?”
Saya menjawab, “Menunjuk timur, menunjuk barat, menunjuk selatan, menunjuk utara.”
“Tiga keluarga mengundang bersamaan?”
Saya menjawab, “Lari ketakutan!”
Mahaguru
memberikan petunjuk: pedoman satu jalan, belum tentu ada jalan! Tiga
keluarga mengundang bersamaan, setiap rumah dikunjungi, setiap rumah
tidak dikunjungi.
Mengapa?
Saya menjawab, “Semua adalah rembulan yang semu!”
Jika Anda telah mencerahi semua adalah rembulan yang semu, Anda pun boleh mencapai pencerahan separuh!
Saat ini Anda mengerti:
Apa itu manusia yang melakukan lima jenis perbuatan durhaka?
“Menyalakan api membakar rumah tak berwujud pada malam hari, langit terang bertopi memasuki Chang’an.”
Apa itu manusia berbakti?
“Setiap langkah mengangkat nasi tanpa beras, bergandengan tangan di depan aula tidak angkat kepala.”
(Siswa
mulia yang terkasih! Saya memberikan setiap petunjuk seperti ini, semua
petunjuk mulia berada di dalamnya, sudah sangat jelas, ini adalah
ceramah Dharma yang saya Mahaguru Lu ucapkan berulang-ulang setiap hari.
Jika tidak mengerti lagi, saya sudah berusaha seoptimal mungkin, mohon
toleransi siswa mulia. Saya memberikan petunjuk satu lagi, “Saya lari
ketakutan, para insan juga lari ketakutan! Akankah?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar