Dulu, Mahaguru Lu pernah menyebutkan: rinpoche inkarnasi murid-murid Tsongkhapa:
Gaden Tripa – Gyaltsab Je.
Panchan Lama – Khedrub Rinpoche.
Dalai Lama – Gendun Drup.
Changkya Khutukhtu – Sakya Yeshe.
Di
antaranya, Sakya Yeshe, dulu, saat Tsongkhapa diundang ke daratan
tengah untuk membabarkan Dharma, Tsongkhapa karena mengemban titah
kaisar, sementara dirinya sedang sakit, maka mengutus Sakya Yeshe untuk
mewakilinya pergi ke daratan tengah, sehingga Sakya Yeshe dinobatkan
oleh kaisar sebagai Dharmaraja Mahamaitri Guru Kerajaan Agung Surga
Barat.
Suatu malam.
Changkya Khutukhtu (Dharmaraja Mahamaitri) muncul di dalam mimpi Mahaguru Lu, berikut dialog kami berdua:
Changkya Khutukhtu bertanya, “Anda di buku Inkarnasi Agung Dharmaraja menyebutkan inkarnasi Tsongkhapa, atas dasar apa?”
Saya menjawab, “Semboyan Tsongkhapa adalah semboyan saya.”
Changkya Khutukhtu bertanya, “Anda tidak memiliki semboyan sendiri?”
Saya menjawab, “Saya adalah Bhiksu yang belajar Buddha, buat apa membuat semboyan.”
Changkya Khutukhtu bertanya, “Anda mengaku sebagai Tsongkhapa, sedangkan Tsongkhapa mengaku sebagai apa?”
Saya menjawab, “Tidak mengaku sebagai apapun.”
Changkya
Khutukhtu bertanya, “Kebenaran teragung tentu saja tidak mengaku
sebagai apapun, namun, berdasarkan kebenaran duniawi, mengaku sebagai
apa?”
Saya menjawab, “Duniawi juga ilusi, tetap tidak mengaku sebagai apapun.”
Changkya Khutukhtu bertanya, “Alam tingkatan Anda yang sekarang, bagaimana Anda menanggapinya?”
Saya menjawab, “Saya ibarat orang buta, tidak melihat alam tingkatan.”
Changkya Khutukhtu bertanya, “Bhumi Buddha itu memiliki kebijaksanaan atau tidak?”
Saya menjawab, “Buddha ibarat ratnamani, walaupun tidak dibuat-buat, namun, dapat mengabulkan harapan insan.”
(Jawaban saya ini membuat Changkya Khutukhtu sangat terkejut, tidak langsung menjawab, namun, jawaban ada di dalamnya)
Changkya Khutukhtu bertanya, “Apakah Anda benar-benar telah mencapai madhyamika?”
Saya menjawab, “ilusi itu ada, sunya itu tidak ada, semua sirna.”
Changkya Khutukhtu bertanya, “Anda sering mengatakan bersadhana, apa sadhana yang Anda tekuni?
Saya
menjawab, “Menetap di mana pun, bersama dengan siapapun, menekuni semua
insan adalah induk, semua manifestasi adalah cakra, para arya bebas
dari kelahiran, hanya melatih diri seperti ini.”
Changkya Khutukhtu bertanya, “Bagaimana Anda menyeberangkan insan?”
Saya menjawab, “Ketrampilan.”
Changkya
Khutukhtu bertanya sampai di sini, lantas berkata, “Anda Mahaguru Lu
memang adalah Tsongkhapa, tidak salah lagi, dulu, kami para murid
bertanya pada Tsongkhapa, Tsongkhapa juga menjawab demikian.”
Changkya
Khutukhtu berkata, “Ternyata Gaden Tripa ke-100 memberikan jubah
Dharmaraja kepada Mahaguru Lu memang ada sebab-musabab agungnya.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar