Pada 1 April 2014 malam, kulit saya tiba-tiba timbul bintik-bintik merah, alergi kulit.
Alergi
kulit sangat gatal, lebih dulu bintik merah, kemudian sehampar kecil,
selanjutnya sehampar besar. Pertama-tama sendi, kemudian kulit perut,
dan sepasang mata, bahkan leher juga ada, lengan sebelah dalam, seluruh
dada. Gatal sekali! Gatal sekali!
Saya minum teh saffron.
Oles saleo obat alergi.
Oles mint.
Semoga dapat segera sirna.
Namun, sepertinya efek tidak besar.
Sebelum
tidur, saya berdoa pada yidam, saya merasakan Mahadewi Yaochi turun
dari angkasa, Ia bekata pada saya, “Mengapa Anda tidak lihat dengan mata
batin?”
Saya menggunakan mata batin, begitu melihat, terkejut
sekali. Oh, Tuhan! Seluruh kamar tidur saya, penuh dengan desakan
pengunjung tak berwujud (hantu).
Saya melihat banyak orang, duduk maupun berbaring, semua berdesakan, mereka juga tidak bersuara.
Saya bertanya, “Mengapa mereka berdesakan di kamar tidur kecil saya?”
Mahadewi Yaochi bertanya, “Mereka memohon penyeberangan.”
Saya berkata, “Sedari awal telah diseberangkan pada upacara Trini Arya.”
Mahadewi Yaochi berkata, “Upacara memang telah menyeberangkan, namun, nama-nama ini ketinggalan.”
“Mengapa bisa ketinggalan?” saya bertanya.
“Formulir
tidak diisi dengan lengkap atau formulir tidak dibakar, para arwah
tidak masuk ke dalam api dan dibersihkan, Trini Arya ketinggalan
menyeberangkan orang-orang ini, sehingga, orang-orang ini mencari Anda.”
Saya bertanya, “Kulit saya alergi?”
Mahadewi Yaochi menjawab, “Para arwah berkumpul, sehingga kulit Anda dengan sendirinya alergi.”
Saya bertanya, “Saya harus bagaimana?”
Mahadewi Yaochi menjawab, “Cara paling jitu adalah mengantarkan arwah ini ke Buddhaloka yang bersih!”
Sebelum tidur, saya bersadhana:
Kaki saya menginjak teratai.
Mulut
menjapa Mantra Pengundangan, hantu-hantu di kamar tidur kecil diundang
menempel di kulit saya, yaitu bintik-bintik atau hamparan merah.
Kemudian japa Mantra Penyeberangan.
Saya tiba di tempat air delapan pahala.
Diri sendiri masuk ke dalam air delapan pahala, lebih dulu membersihkan diri sendiri, kemudian membersihkan arwah-arwah ini.
Arwah-arwah ini ditinggalkan di Sukhavatiloka Barat.
Saya sendiri kembali ke dunia Saha.
Keesokan harinya.
“Alergi kulit” pulih total.
Di
dalam artikel ini, saya hendak beritahu Anda semua bahwa seorang
sadhaka yang tidak gentar, tidak boleh karena dikunjungi oleh hantu yang
berbaris panjang, sehingga mengacaukan jiwa.
Setiap peristiwa yang terjadi pasti ada sebab musababnya, saya selalu berani menghadapi kematian.
Saya
beritahu Anda semua, pemakaman adalah pemberhentian terakhir umat
manusia, juga tempat berkumpul umat manusia yang terbesar, ini adalah
fakta. Kita sadhaka jangan takut pemakaman, juga jangan takut hantu,
karena ini juga salah satu proses tumimbal lahir kita, juga fakta, oleh
karena itu, segalanya tidak perlu ditakutkan.
Saya beritahu Anda semua:
Saya pasti akan meninggal dunia.
Setelah meninggal dunia, berjalan menuju tumimbal lahir.
Kita melatih diri supaya terbebaskan dari tumimbal lahir di enam alam kehidupan, pembebasan adalah makna paling utama!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar