Pada suatu tahun yang sangat lama sekali.
Dari Seattle, Amerika Serikat, saya kembali ke Taichung, Taiwan dan tinggal di Park Hotel di samping taman Taichung.
Suatu malam, "tubuh sinar bintang" saya keluar dari tubuh saya.
Saya melihat Buddha Sakyamuni.
Sang Buddha berkata, "Tahukah Anda, Saya adalah Buddha Sakyamuni?"
Saya berkata, "Saya tentu saja tahu, sekalipun mengubah penampilan, berubah menjadi abu pun, Buddha dan Buddha saling mengenal satu sama lain."
Sang Buddha mengambil pena, memberikan saya vyakarana, menuliskan, "Buddha Mahaprabha Svara."
Saya berkata, "Kata "maha" tidak bagus, orang lain akan mengira saya sombong."
Oleh karena itu, Sang Buddha pun mengubah kata "maha" menjadi "padma".
Saya dan Buddha Sakyamuni, saling bertatapan dan tertawa, hahaha, terbahak 3 kali, kami saling bercerita banyak masa lalu kami di dunia manusia, pertemuan yang sangat membahagiakan.
*
Setelah satu kurun waktu, saya akhirnya mencapai pencerahan dan memahami hati, setelah mencapai pencerahan dan memahami hati, kebijaksanaan Buddha terbuka lebar dan memiliki kebijaksanaan Tathagata. Sehingga, saya mengerti: ternyata demikian, ternyata demikian, ternyata demikian, ternyata demikian, ternyata demikian, ternyata demikian, ternyata demikian, ternyata demikian, ternyata demikian.
Menulis 9 kali "ternyata demikian" adalah:
Sekali cerah, cerah selamanya.
Satu-satunya dan tiada dua.
Mutlak mutlak.
Mahatinggi mahatinggi.
Pencerahan yang saya pahami, sama dengan pencerahan Buddha Sakyamuni di bawah Pohon Bodhi, sama saja. Saya mengerti pencerahan semacam ini, manusia di dunia ini, tidak dapat membayangkan, sangat sulit sekali.
Mengerti, mengapa Sang Buddha hanya "menggenggam bunga".
Bhiksu Pukul Tanah hanya "pukul tanah".
Saya (Sheng-yen Lu) hanya "berdiri dengan satu kaki".
Karena, "Tidak terungkapkan!"
Jika diungkapkan, tidak mencapai "paling menakjubkan", dan pasti akan difitnah besar-besaran.
Akan tidak percaya.
Akan ditertawakan.
Akan ditakuti.
Namun, asalkan Anda telah mencapai pencerahan, Anda menyelami ko'an Zen, mutlak tidak ada yang tidak dimengerti.
Anda membaca Tripitaka, tidak ada yang tidak dimengerti.
Berlaksa-laksa Sutra, tembus semua.
Hahaha! Langit! Langit!
Ibarat "satu mulut menghirup air seribu sungai, satu mata memandang beribu-ribu gunung", saya sang "kebenaran tertinggi" ini, sejak itu memahami apa itu "bukan kebenaran tertinggi", apa itu "kebenaran tertinggi".
*
Pada tanggal 1 Mei 2011 malam, seseorang bawa sebuah kitab Sutra Tibet, judul Mandarinnya adalah Sutra Pembebasan Agung yang Suci, juga berjudul Sutra Mahavaipulya Mencapai Pembebasan dan Kebuddhaan Lewat Pertobatan, tulisan Sutra dengan jelas menunjukkan.
Tiga ribu orang yang mencapai kebuddhaan di masa depan.
Seribu Buddha pertama, dikepalai oleh Buddha Padma Prabha.
Seribu Buddha kedua, dikepalai oleh Buddha Rucika.
Seribu Buddha ketiga, dikepalai oleh Buddha Maitreya.
Sadhu!
Benar-benar kontak batin!
Buddha Hidup Lian Sheng Sheng-yen Lu
Sheng-yen Lu
17102 NE 40th CT.
REDMOND WA.98052
U.S.A.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar