Mahaguru Lu kerap berkata, "Saya bebas dari kerisauan!"
Namun, sesungguhnya, masalah yang merisaukan saya, jika dibandingkan dengan orang biasa, justru banyak tak terhingga. Mengapa? Karena ada 5 juta siswa yang bersarana, tugas pembabaran Dharma rumit dan berat, kerisauan 5 juta siswa sama dengan kerisauan saya, dengan demikian, bolehkah dikatakan bebas dari kerisauan?
Saya tahu, segala kerisauan timbul karena "aku". Segala kerisauan hilang karena "tiada aku", makanya saya berkata, "Bebas dari kerisauan!"
Prajnaparamita Sastra bersabda, "Kerisauan, dijelaskan secara singkat adalah 3 racun, dijelaskan secara luas adalah 3 kala dan 98 duta, itulah kerisauan."
Vimalakirti Sutra bersabda, "Tujuh duta dan 9 ikatan mengacaukan pikiran insan, sehingga dinamakan kerisauan."
Kita bagi kerisauan menjadi:
- Hutan kerisauan -- lebat dan banyak.
- Sungai kerisauan -- sungai besar kerisauan menghanyutkan manusia dan dewa.
- Laut kerisauan -- kerisauan insan, sedalam dan seluas laut.
- Penyakit kerisauan -- kerisauan bisa mengacaukan pikiran, ibarat penyakit timbul dari pikiran.
- Adat kerisauan -- kebiasaan buruk kerisauan.
- Formasi kerisauan -- penderitaan yang timbul dari 4 sisi dan 8 arah.
- Halangan kerisauan -- menghalangi Buddhata.
- Pengkhianat kerisauan -- kerisauan melukai jiwa prajna, maka disebut pengkhianat.
- Jaring kerisauan -- kerisauan ibarat jaring, menjaring seluruh insan.
- Rintangan kerisauan -- rintangan besar.
- Kekeruhan kerisauan -- salah satu dari 5 kekeruhan.
- Sisa kerisauan -- kerisauan kegelapan batin.
- Sumbu kerisauan
- Gudang kerisauan
- Mara kerisauan, dan lain sebagainya.
*
Kita tahu, keserakahan menyebabkan kerisauan, kemarahan menyebabkan kerisauan, kebodohan menyebabkan kerisauan, kesombongan menyebabkan kerisauan, kecurigaan menyebabkan kerisauan, pandangan jahat menyebabkan kerisauan. Pandangan diri, pandangan tepian, pandangan sesat, pandangan yang dipetik dari pandangan, pandangan berpantang, semua menyebabkan kerisauan!
Sesungguhnya:
Jiwa dan raga saya, benar-benar tersimpan masalah yang membebani pikiran dalam jumlah yang tak terhitung silih berganti, siapapun tak dapat menghindarinya.
Namun, sadhaka harus dapat menghentikan kerisauan, juga harus membimbing insan menghentikan segala kerisauan.
Dengan demikian baru bisa melampaui tingkat orang awam dan memasuki tingkat kesucian.
*
Seseorang bertanya pada saya, "Mahaguru Lu, apakah Anda ada kerisauan? Mengapa Anda bisa bebas dari kerisauan?"
Saya menjawab, "Dalam 12 waktu, saya menggantungkan hidup dan cita-cita saya di dunia ini, mana mungkin tidak ada kerisauan, di mana-mana banyak kerisauan. Namun, hidup dan cita-cita saya juga diistirahatkan, maka disebut bebas dari kerisauan."
Orang lain berkata, "Tidak mengerti, tidak mengerti, apa itu diistirahatkan?"
Saya menjawab, "Dulu saya parinirvana, sekarang parinirvana, akan datang juga parinirvana."
(Para siswa, pikirkanlah sejenak, seseorang senantiasa berada dalam parinirvana, mana ada lagi kerisauan?)
Orang bilang, "Mahaguru Lu, Anda kan belum parinirvana?"
Saya jawab, "Raga belum parinirvana, namun, telah membuktikan cara mencapai parinirvana."
Orang bilang, "Anda punya 5 juta siswa, Anda punya Zhenfo Zong."
Saya jawab, "Saya tidak punya 5 juta siswa, saya juga tidak punya Zhenfo Zong, jika mengatakan punya, berarti menfitnah saya."
Orang bilang, "Anda jelas-jelas punya!"
Saya jawab, "Terima kasih atas petunjuknya!" (cerahi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar