Bhavana Adalah Bekerja

Seseorang pernah berkata pada saya, "Saya telah meninggalkan pekerjaan saya."

"Mengapa?" saya balik bertanya.

Ia menjawab, "Demi bhavana (melatih diri), saya meninggalkan pekerjaan saya."

Saya memberitahunya, "Bhavana justru bekerja." (Anak-anak di Sungai Niu Chou bekerja setiap hari)

Saya menuturkan demikian:

Bhavana adalah memperbaiki sikap sendiri, bhavana harus dilatih dan dijalankan, dijalankan itulah bekerja, mengubah pekerjaan menjadi bhavana, keduanya menyatu, berbaur di dalam kehidupan sehari-hari.

Bhavana bukan duduk kaku. Berjalan, berdiam, duduk, tidur, mengobrol, semuanya adalah bhavana. Selama bhavana, tidak lupa bekerja, selama bekerja tidak lupa bhavana, itu barulah benar.

Saya memberitahunya:

"Tulisan" saya adalah bhavana saya.

"Lukisan" saya adalah bhavana saya.

"Pembabaran Dharma" saya adalah bhavana saya.

"Olahraga" saya adalah bhavana saya.

Dan lain sebagainya.

*

Saya sendiri juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga, saya membereskan kamar saya, saya juga mengepel, saya bahkan membuang sampah .......

Kapan pun dan di mana pun, saya japa nama Buddha dan mantra, saya menjapa nama Buddha dan mantra selama saya bekerja demi:

Pekerjaan setiap hari dirampungkan setiap hari.

Bersyukur pada setiap orang.

Bhavana pada setiap orang.

Membahagiakan setiap orang.

Makanya, saya mengimbau:

Hidup sehari, bersyukur sehari.

Hidup sehari, bhavana sehari.

Hidup sehari, bahagia sehari.

Bersyukur, bhavana, bahagia, semuanya timbul dari "bekerja".

Bhavana bukan berarti tidak melakukan apa-apa, Anda akan menjadi malas jika Anda tidak melakukan apa-apa. Malas justru dicampakkan waktu, dicampakkan masyarakat, dicampakkan hidup, Anda pun tidak akan menuju tanpa batas.

Mohon diingat:

Bekerja adalah musik kebahagiaan.

Bekerja adalah sebuah lagu.

Bekerja adalah maju dan berkembang.

Bekerja adalah hasil panen.

Bekerja adalah perwujudan impian.

Bekerja adalah fakta hidup.

Bekerja adalah antusias.

Sementara kita sadhaka, juga perlu bekerja, misalnya: "membersihkan tempat ibadah", "menyuci dan memasak", "menyeberangkan arwah", "memohon berkah untuk orang lain", "menjelaskan Sutra dan berceramah Dharma", "bercocok tanam" ..............

Guru Zen Baizhang berkata, "Sehari tidak bekerja, sehari tidak makan."

*

Orang awam mempelajari ilmu pengetahuan, semuanya demi "bekerja".

Sadhaka mempelajari kebijaksanaan, semuanya demi "bekerja".

Bekerja bukan kerja rodi, bekerja adalah "bhavana".

Misalnya:

Saya tekun "menulis", yakni menjadikan pengetahuan kebijaksanaan menjadi sehelai kain, kemudian digunting dan dijahit menjadi pakaian, agar para insan mengenakannya.

Saya tekun "melukis", yakni melebur dengan menggunakan perasaan, berubah menjadi keindahan bagi indera penglihatan, agar orang lain mendapatkan sukacita.

Saya tekun "membabarkan Dharma", yakni supaya roh jiwa manusia semakin terhormat, mencapai keabadiaan.

Kita harus "bekerja" dengan berlandaskan cinta kasih.

Kita jangan "bekerja" dengan berlandaskan kebencian.

Itulah bhavana.

Kita menyatakan bahwa di bawah kondisi apapun, bekerja adalah bhavana, bhavana adalah bekerja.

Tidak ada komentar: